Langsung ke konten utama

Maaf?

Suatu kali ibumu datang
Manis kata, membujuk
Usaha agar aku pulang
Kembali dalam rujuk

Suatu kali ibumu bicara
Manis kata, merayu
Usaha agar kupercaya
Kembali dalam halu

Suatu kali pula ibumu hadir!
Manis kata, menghina
Usaha agar berlutut pada takdir
Kembali dalam fana

Suatu kali ibumu suruhku minta maaf!
Manis kata, merendahkan!
Usaha agar ku tegang syaraf!
Kembali dalam kenangan!

Maaf?
Kau kira cuma aku yang salah?
Kau pikir cuma aku yang kalah?
Kau rasa cuma kau yang sakit?

Maaf?
Bilang pada ibumu, kau lakukan apa padaku?
Bilang pada ibumu, kau atur apa pada hidupku?
Bilang pada ibumu! Kau katakan apa padaku?

Suatu kali ibuku diam.
Air mata kutumpah.
Menjelaskan betapa sakit kupendam.
Kembali pada Tuhan ku serah.

Suatu kali ibuku sedih.
Aku yang ternyata tersiksa.
Menjelaskan kenyataan dan resah.
Kembali hati kulipat paksa.

Maaf?
Haha!
Aku sudah pernah mendengar
Tanpa diberi kesempatan bicara.

Maaf?
Haha!
Aku sudah pernah menurut
Tanpa diberi kesempatan menjadi diri sendiri.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Red Glowing Gel, Jogja, dan Kecantikan Alami

  Setiap kali bicara mengenai wanita, selalu yang terlintas adalah first impression terhadap how do she look. Tidak perlu muluk-muluk jika Indonesia sudah teracuni stereotype cantiknya wanita adalah kulit putih kinclong tanpa bopeng, glowing, bibir basah lembab, dan mata tanpa kantung. Tapi apa pernah terbayang, sebenarnya penilaian itu justru membuat banyak wanita merasa tidak percaya diri untuk tampil, membuktikan sebenarnya kecerdasan adalah nomer dua setelah keimanannya pada Tuhan? Sejujurnya, saya adalah salah satu dari sekian banyak wanita yang kehilangan kepercayaan diri karena penilaian first impression dimulai dari fisik. Namun itu tidak lagi saya alami sejak tahun 2015 akhir yang lalu. Kenapa? Akan saya jelaskan sedetail-detailnya di paragraf bawah. 😁

Remember Me

Berjalanlah jauh.. tak apa Egoku kutekan dalam-dalam Gemetar menahan kesendirian..tak apa Ocehanku kusimpan lebih lama Tapi, Remember me. Bukanlah hal yang sulit. Setiap kau memenuhi kebutuhanmu, ada aku di situ. Sayangnya, hatiku tergores. Kau lupa.

Menulis itu mudah : 3 Cara Mudah Menulis Artikel

Beberapa kali terpikirkan, menulis, membaca, menulis lagi, membaca lagi setelahnya. Namun, tidak semudah menghayalkan mimpi menjadi seorang penulis. Bahkan penulis terkenal sekalipun perlu berlatih menulis, dan mencoba menerbitkan bukunya dalam jangka waktu yang tidak sedikit. Lantas berapa lama waktu yang tepat? Tidak semua orang sama. Tapi semua orang butuh melatih menulis, untuk itu saya ingin membagikan tips berlatih menulis untuk teman-teman yang ingin menjadi penulis (seperti saya). Sebagai pemula saya dan beberapa rekan memiliki kendala yang sama dalam menulis, yaitu kesulitan menulis dengan kata yang setidaknya memiliki 700 kata atau lebih. Kendala ini mungkin tidak lagi ditemui penulis profesional, untuk menentukan tema dan judul lebih mudah dikembangkan. Untuk itu saya akan membagikan kebiasaan saya dan rekan-rekan dalam menulis artikel dengan 3 cara berikut. Semoga dapat membantu kalian (penulis anyar dan pemula seperti saya). Bercerita Pada Paragraf Pertama dan Kedua Banyak...