Langsung ke konten utama

Berdansa : Puisi Dinda

Sepatuku baru,
Memulai dansa tanpa ragu
Berdendang tanpa malu
Hilangkan perasaan pilu

Gerombolan padi merunduk
Sombong yang makin takluk
Inilah yang kusebut makhluk
Berkerumun dalam hiruk pikuk

Terka Aku, Bang!
Siapa Dinda, Sayang?
Kukepak sayap dan terbang!
Melintas gedung menjulang!!

Syukur tak putus ada Tuhan
Selalu memberi kesempatan
Pernah terkurung dalam hutan
Lalu basah kuyup karna hujan..

Sepatu lama kusobek
Karna mulutnya seperti bebek
Seakan bicara jiwaku becek
Remuk karena banjir tanpa kocek

Aku Dinda!
Takkan kau kalahkan ku, Baginda!
Mati pun takkan punya keranda
Sekali lagi, ini sepatuku. Milik Dinda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Skin Korea Terbaik Sepanjang Masa

Dears, kamu sudah pernah punya kulit sempurna? Atau sebaliknya? Semua kulit diciptakan sehat. Ini adalah salah satu karunia Tuhan kepada setiap manusia. Sayangnya, seringkali kita lupa, merawat atau merasa perawatan kulit yang baik mahal. Mahal dalam segi materi, tentu saja banyak yang berfikir demikian. Tapi, tahukah kamu, mengobati rusaknya kulit akan memakan biaya lebih banyak dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Saya akan memberi informasi edukasi kecantikan yang bisa kamu gunakan sebagai referensi untuk memilih produk skin care untuk perawatan wajah, yang bahkan ibu hamil dan menyusui pun sangat-sangat aman untuk menggunakan produk ini. Moment Elia, dari namanya sudah sangat eksklusif ya? Tapi tenang, dalam satu Box Moment Elia ini, memiliki beberapa produk, yaitu facial foam (sabun cuci muka), elia whitening cream (cream daily, bisa digunakan pagi dan malam), elia day cream (cream pagi dan siang hari), elia body lotion (lotion untuk kulit badan, tangan, dan kaki), dan elia

Puisi: Hilang

Bukan sekali, Ada lebah datang merayu kembang Tapi tak lama hilang.. Karena warnanya tak sesuai Pernah jua, Ada lebah mampir Tak lama ia melipir.. Karna kembang tak lagi muda Kembang pernah bercerita, Ia hanya ingin mati bahagia Buka soal kaya, Setidaknya bisa memberi pada sesama Lama tak ada surat, Aku lihat kembang mulai layu, Tak lagi peduli pada yang merayu Kemudian kembang hilang Hilang merunduk pada tanah yang selamanya peduli, Merunduk pada tanah yang selalu setia Hingga akhirnya kembang hilang Tanah mencari kembang lain yang segera tua

16 Tahun: Tsunami Aceh

Sudah Ku lewati, 16 Tahun masa itu... Merasa diberkati, Kala itu... Tsunami Aceh, Bukan hanya pilu saja kanda... Ada sobekan luka mendalam, masih basah Tapi hari ini kami berdoa. "Semoga yang berpulang berbahagia" Karena aku tahu, mereka syuhada "Semoga yang ditinggal berbahagia" Karena semoga mereka menemukan keluarga Panjatkan doa selalu Tidak hanya saat tanggal 26 Desember ini Panjatkan doa selalu Setiap saat ingat tanggal 26 Desember ini. Berjuanglah, Dinda... Ada masa depan di ujung gerbang Ada asa di depan mata Berjuanglah, sampai nanti Kau pulang.