Langsung ke konten utama

Seandainya? Tidak, tak perlu.

Mendung kembali, suara suara desah petir menggelitik telinga...
Perlahan kuresap bau tanah yang dibasahi rerintik air mata langit.


Bukan tentang sakitku yang ku keluh, bukan pula hidupku yang terasa menipis asanya.
Tapi tentang, Kau. Sosok terang dalam butaku, buta pada sinar terang, bahkan matahari.

Memang, pernah aku berusaha menolak kenyataan...
Kenyataan pahit saat aku tau, cahaya terang adalah fana untukku.

Bisakah? Memutar waktu, berlari kembali ke tempat jaya dan besar namaku?
Seandainya? Tidak! Tak perlu.
Bukan kejayaan yang aku butuh. Tapi kau.

Menyapamu, dan menyampaikan perpisahan.. berterima kasih karena menjadi teman seper-anjingan, seper-kucingan.
Terbiasa saling hina tanpa beban, menertawakan penderitaan masing-masing, tapi berdiri paling depan ketika musibah membenturkan pedihnya.

Biarlah, kali ini aku pamit. Pamit dari kepura-puraan.
Pamit dari racun bagi diriku sendiri, juga pamit dari kebohongan "aku punya sahabat".
Sejujurnya, aku tak punya sahabat.
Sekalipun.

Menyeka air matamu, dalam air mata langit.
Tak perlu ada seandainya.
Jalanlah ke depan, lupakan aku.
Karena selepas ini, aku tak lagi bisa kau temui di ruang gelap.

Karena, aku akan menyatu bersama cahaya, pulang ke rumahNya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Red Glowing Gel, Jogja, dan Kecantikan Alami

  Setiap kali bicara mengenai wanita, selalu yang terlintas adalah first impression terhadap how do she look. Tidak perlu muluk-muluk jika Indonesia sudah teracuni stereotype cantiknya wanita adalah kulit putih kinclong tanpa bopeng, glowing, bibir basah lembab, dan mata tanpa kantung. Tapi apa pernah terbayang, sebenarnya penilaian itu justru membuat banyak wanita merasa tidak percaya diri untuk tampil, membuktikan sebenarnya kecerdasan adalah nomer dua setelah keimanannya pada Tuhan? Sejujurnya, saya adalah salah satu dari sekian banyak wanita yang kehilangan kepercayaan diri karena penilaian first impression dimulai dari fisik. Namun itu tidak lagi saya alami sejak tahun 2015 akhir yang lalu. Kenapa? Akan saya jelaskan sedetail-detailnya di paragraf bawah. 😁

Remember Me

Berjalanlah jauh.. tak apa Egoku kutekan dalam-dalam Gemetar menahan kesendirian..tak apa Ocehanku kusimpan lebih lama Tapi, Remember me. Bukanlah hal yang sulit. Setiap kau memenuhi kebutuhanmu, ada aku di situ. Sayangnya, hatiku tergores. Kau lupa.

Menulis itu mudah : 3 Cara Mudah Menulis Artikel

Beberapa kali terpikirkan, menulis, membaca, menulis lagi, membaca lagi setelahnya. Namun, tidak semudah menghayalkan mimpi menjadi seorang penulis. Bahkan penulis terkenal sekalipun perlu berlatih menulis, dan mencoba menerbitkan bukunya dalam jangka waktu yang tidak sedikit. Lantas berapa lama waktu yang tepat? Tidak semua orang sama. Tapi semua orang butuh melatih menulis, untuk itu saya ingin membagikan tips berlatih menulis untuk teman-teman yang ingin menjadi penulis (seperti saya). Sebagai pemula saya dan beberapa rekan memiliki kendala yang sama dalam menulis, yaitu kesulitan menulis dengan kata yang setidaknya memiliki 700 kata atau lebih. Kendala ini mungkin tidak lagi ditemui penulis profesional, untuk menentukan tema dan judul lebih mudah dikembangkan. Untuk itu saya akan membagikan kebiasaan saya dan rekan-rekan dalam menulis artikel dengan 3 cara berikut. Semoga dapat membantu kalian (penulis anyar dan pemula seperti saya). Bercerita Pada Paragraf Pertama dan Kedua Banyak...